Jumat, 20 September 2013

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN 1


Makalah
Seminar Manajemen Keuangan
Analisis Laporan Keuangan

Description: E:\Photo's\V-Kond UNTAD\Logo Untad\logo-untad.JPG

Di Susun Oleh :
Windra Hadi Kusuma    C 201 10 046




Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Tadulako
2013


KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




Palu, Maret 2013


Penyusun
Windra Hadi Kusuma



DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR  ...............................................................................................            i
DAFTAR ISI  .............................................................................................................           ii

BAB   I        PENDAHULUAN ..................................................................................                     1
                     1.1.  Latar Belakang ...............................................................................           1
1.2.  Rumusan Masalah ..........................................................................           3
1.3.  Tujuan..............................................................................................           3

BAB   II       PEMBAHASAN  ..................................................................................           5
2.1. Pengertian Dasar Analisis Laporan Keuangan.................................          5
2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan.................................................           6
                        2.3. Analisis Rasio Keuangan..................................................................           7
                     2.4. Keunggulan Analisa Rasio...............................................................           7
                     2.5. Keterbatasan Analisa Rasio..............................................................           8
                     2.6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan..............................................................           9
                             2.6.1.  Rasio Likuiditas.....................................................................           9
                             2.6.2.  Rasio Aktivitas......................................................................         12
                             2.6.3. Rasio Hutang.........................................................................         16
                             2.6.4.  Rasio Profitabilitas................................................................         18
                             2.6.5   Rasio Pertumbuhan................................................................         23
                             2.6.6.  Rasio Penilaian......................................................................         24
                       
BAB III       PENUTUP...............................................................................................         26
3.1. Kesimpulan.......................................................................................         26
3.2. Saran.................................................................................................         27

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................         28




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Sebelum mengadakan analisis terhadap kondisi dari laporan keuangan suatu perusahaan serta untuk menilai hasil-hasil yang telah dicapai ooleh perusahaan, umumnya yang sering digunakan sebagai ukuran adalah analisis rasio.
Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai arti dari analisis rasio adalah sebagai berikut :“Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah “Alat” yang dinyatakan dalam aritmatikal yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara 2 macam data finansial.” (Bambang Riyanto, 1990 : 253)
Perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu.” (Adiningsih, 1998 : 260). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio adalah alat ukur untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan kepada penganalisis.
Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, Djarwanto membagi rasio menjadi 3, yaitu :
1.            Rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya : rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, dan sebagainya.
2.            Rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya : Net Profit Margin (NPM), Profit On Sales, dan sebagainya.
3.            Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya : Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan sebagainya. (Djarwanto P.S, 1984 : 136)

Berdasarkan tujuan penganalisisnya, Adiningsih membagi rasio keuangan menjadi 6 kategori, yaitu :
1.            Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2.            Rasio Hutang (Leverage Ratio), bertujuan mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dengan hutang.
3.            Rasio Aktivitas (Activity Ratio), bertujuan mengukur efektifitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber dana yang ada.
4.            Rasio keuntungan (Profitability Ratio), bertujuan mengukur efektifitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
5.            Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio), bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain pada industri yang sama.
6.            Rasio Penilaian (Valuation Ratio), bertujuan mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya.


1.2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini, antara lain:
1.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas ?
2.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio hutang?
3.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio aktivitas ?
4.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas ?
5.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio pertumbuhan ?
6.      Bagaimana menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio penilaian ?

1.3.      Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penulisan makalah ini, antara lain:
1.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas ?
2.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio hutang?
3.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio aktivitas ?
4.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio profitabilitas ?
5.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio pertumbuhan ?
6.      Untuk mengetahui cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio penilaian ?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Dasar Analisa Laporan Keuangan
Analisis dan interprestasi laporan keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi perusahaan maupun organisasi yang tidak bertujuan untuk memperoleh laba. Analisis dan laporan keuangan adalah suatu alat yang dapat dipergunakan untuk membuat suatu keputusan, antara lain mengenai rencana-rencana perluasan perusahaan, penanaman modal (investasi), pencarian sumber-sumber dana operasi perusahaan, bagi penanam modal (investor). Analisis atas ikhtisar keuangan juga merupakan suatu alat yang sangat membantu di dalam proses penilaian dan memproyeksikan keadaan keuangan dan hasil usaha suatu proyek atau perusahaan. Jadi analisis dan interprestasi bukanlah merupakan tujuan, tetapi analisis dan interprestasi hanyalah merupakan suatu alat untuk membuat atau mengambil keputusan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengertian lain tentang analisa laporan keuangan adalah: “Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”. Menurut Bersntein, yaug dikutip oleh Harahap (1997, hal 190) dikemukakan bahwa pengertian Analisa laporan keuangan sebagai berikut: “ Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan itu sepanjang waktu ”.

2.2.      Tujuan Analisa Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan, kegunaan atau tujuan dari analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a)      Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
b)      Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan.
c)      Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung di dalam laporan keuangan.
d)     Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkannya dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dan luar perusahaan.
e)      Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
f)       Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau industri ideal.
g)      Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yaug dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, stuktur keuangan, dan sebagainya.
h)      Bisa juga memprediksi potensi apa mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.


2.3.      Analisa Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dan hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti), misalnya antara Hutang dan Modal, antara kas dan Total assets, dan sebagainya, sedangkan Analisa rasio menurut (Sundjaja, 1999: hal. 73) adalah “Suatu metode perhitungan dan interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan”.

2.4.      Keunggulan Analisa Rasio
Analisa rasio memiliki suatu kelebihan atau keunggulan dibandingkan teknik analisa lainnya, adapun keunggulan analisa rasio adalah:
a)      Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
b)      Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan merupakan informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c)      Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
d)     Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z score).
e)      Menstandarisir size perusahaan.
f)       Melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
g)      Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
h)      Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain.

2.5.      Keterbatasan Analisa Rasio
Disamping keunggulan yang dimiliki oleh suatu analisa rasio, teknik analisa rasio juga memiliki beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita tidak salah dalam penggunaanya. Adapun keterbatasan yang dimiliki oleh suatu analisa rasio adalah:
1.      Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2.      Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik seperti:
a.       Misi yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
b.      Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3.      Jika data untuk menghituug rasio tidak tersedia maka akan kesulitan dalam menghitung rasio.
4.      Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5.      Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama, oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

2.6.      Jenis-jenis Rasio Keuangan
Setiap jenis rasio keuangan mempunyai kegunaan untuk analisis yang berbeda, dipandang dari yang menggunakan dan tujuan penggunaan, untuk itu rasio keuangan terdiri dari beberapa jenis rasio. Sesuai dengan tujuannya bahwa analisa rasio digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan atau prestasi perusahaan dengan membandingkan pos-pos yang terdapat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan, pada dasarnya rasio keuangan bisa dikelompokkan menjadi enam kelompok rasio yaitu:
1.      Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-peruasahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidiatas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa “likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi”.
Yang termasuk ke dalam rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
a.           Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Menurut (Sawir, 2009:10) “Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan”.
(Riyanto, 2001:28) menyatakan bahwa “apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara:
1.      Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar. 
2.      Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar. 
3.      Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.”

Current ratio dapat dihitung dengan formula:
Formula Current Ratio

b.            Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Sawir (2009:10) mengatakan bahwa “quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan”.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula :
Formula Quick Ratio

c.             Cash ratio (Rasio Kas)
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.
Cash Ratio dapat dihitung dengan formula:
Formula Cash Ratio

2.      Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragai unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainya.
Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:
a.          Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
Total assets turn over


b.      Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)
Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:
Perputaran modal kerja

c.       Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
Perputaran aktiva tetap

d.      Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)
Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).


Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
Rasio perputaran

e.       Rata-rata umur piutang
Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.
Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rata-rata umur piutang

f.       Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.


Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :
Perputaran Piutang

Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian kredit.

3.      Rasio Hutang (Leverage)
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang.
Yang termasuk dalam rasio leverage antara lain:
a.       Rasio total hutang terhadap total aktiva (debt ratio)
Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
Debt ratio = Total liabilities x 100 %
                    Total assets


b.      Rasio total hutang terhadap total ekuitas (debt to equity ratio)
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. Semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai berikut:
Debt to equity ratio = Total liabilities x 100 %
                               Common equity
TD Equity = (Hut. Lancar + Hut. Jangka Panjang)/Jumlah Modal Sendiri

c.       Rasio kemampuan membayar bunga (times-interest earned ratio)
Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan memenuhi pembayaran bunga bagi kreditor. Rumusnya sebagai berikut:
Times-interest earned ratio = EBIT / Interest expense

d.      Total Debt To Total Capital Assets
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut :
TD Capital Assets = (Aktiva Lancar + Hutang Jangka Panjang) / Jml Aktiva



e.       Long Term Debt to Equity Ratio
Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut :
LTD Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

f.       Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai berikut :
TAD Coverage = ( Jml Aktiva + Tangible + Hutang Lancar)
Hutang Jangka Panjang

4.      Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
(Syafri, 2008:304) menyatakan bahwa “Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya
Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:
a.       Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
(Syamsuddin, 2009:61) menyatakan bahwa: “Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan”.
Gross profit margin dihitung dengan formula:
Gross Profit Margin
.
b.      Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus:
Net Profit Margin


c.       Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.
(Sawir, 2009:19) berpendapat bahwa: “Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan”.
Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:
Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset turnover. Menurut (Sawir, 2009:19), “Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari: Asset Turnover dan Operating Profit Margin”. 
Menurut (Syamsuddin, 2009:61) “Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan”.
Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating profit margin dihitung sebagai berikut:
Operating Profit Margin

d.      Return on Investment
Menurut (Syamsuddin, 2009:63) “Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan”.
Menurut (Syafri, 2008:63), “Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva”.
Return on Investment dihitung dengan rumus:
Return on Investment

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over

e.       Return on Equity
Menurut (Syafri, 2008:305): “Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan”.
Menurut (Sawir 2009:20), “Return on equity adalah  rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.  ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha”.
Return on equity dapat dihitung dengan formula:
Return on Equity

f.        Earning per share (EPS)
Menurut (Syafri, 2008:306), Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba.
Menurut (Syamsuddin, 2009:66) “Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.” Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per shareEarning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.


Earning per share dihitung dengan rumus:
Earning per share

5.      Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan industri. Rasio pertumbuhannya pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan data keuangan secara historis (time series).
Analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat trend yang mungkin timbul. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri, sehingga diketahui apakah trend perusahaan bergerak relatif lebih baik terhadap trend industri.
Rasio komprehensif adalah rasio yang menunjukkan kinerja keuangan secara menyeluruh. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah analisis menggunakan pendekatan DuPont.
DuPont mengembangkan analisis yang memisahkan profitabilitas dengan pemanfaatan aset (asset utilization). Analisis ini menghubungkan tiga macam rasio sekaligus, yaitu: ROA, Profit Margin, Perputaran Aktiva
ROA = Profit margin x Perputaran aktiva


Rasio pertumbuhan menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun.
1.      Kenaikan Penjualan = Penjualan Tahun Ini - Penjualan Tahun Lalu
Penjualan Tahun Lalu
2.      Kenaikan Laba Bersih = Laba Bersih Tahun Ini - Laba BersihTahun Lalu
Laba Bersih Tahun Lalu
3.      Earning Per Share = Earning Per Share Tahun Ini - Earning Per Share Tahun Lalu
Earning Per Share Tahun Lalu
4.      Kenaikan DPS = DPSTahun Ini - DPS Tahun Lalu
DPS Tahun Lalu
Keterangan : DPS = Dividen Per Share
6.      Rasio Penilaian
Rasio ini bermanfaat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Rasio penilaian (Valuation Ratio) merupakan ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan, karena mencerminkan rasio risiko dan rasio pengembalian. Rasio ini sangat penting karena rasio tersebut berkaitan langsung dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaaan para pemegang saham. Salah satu bagian dari rasio ini adalah Price to Book Value (PBV).
Menurut (Sutrisno, 2000 : 268), “Rasio PBV digunakan untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya”. Semakin tinggi nilai rasio ini semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik perusahaan.
PBV = Harga Saham / Nilai Buku Perusahaan.

Selain itu, model penilaian saham lain yang sering dipergunakan adalah Pendekatan PER (Price Earning Ratio). Rasio ini membandingkan antara harga saham (informasi yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (informasi yang disajikan dalam laporan keuangan).
PER = Harga Saham / EPS.


BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
·         Rasio-rasio likuiditas yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Current Ratio (Rasio Lancar), Quick Ratio (Rasio Cepat), dan Cash ratio (Rasio Kas).
·         Rasio-rasio aktivitas yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Total Assets Turn Over (perputaran aktiva), Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja), Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover), Rasio perputaran persediaan (inventory turnover), Rata-rata umur piutang, dan Perputaran Piutang.
·         Rasio-rasio hutang (leverage) yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Rasio total hutang terhadap total aktiva (debt ratio), Rasio total hutang terhadap total ekuitas (debt to equity ratio), Rasio kemampuan membayar bunga (times-interest earned ratio), Total Debt To Total Capital Assets, Long Term Debt to Equity Ratio, dan Tangible Assets Debt Coverage.
·         Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor), Net Profit Margin (Margin Laba Bersih), Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power, Return on Investment, Return on Equity, dan Earning per share (EPS).
·         Rasio-rasio pertumbuhan yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Rasio komprehensif dengan menggunakan pendekatan DuPont.
·         Rasio-rasio penilaian yang digunakan untuk  menganalisis laporan keuangan antara lain: Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER).

3.2.      Saran
Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, perlu diperhatikan mengenai komponen-komponen yang ada di dalam laporan keuangan yang perlu dianalisis sebelum menentukan rasio keuangan yang harus digunakan.



DAFTAR PUSTAKA


http://hafismuaddab.wordpress.com/2012/03/10/analisa-laporan-keuangan/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar