Minggu, 22 September 2013

Makalah Seminar Manajemen Keuangan 2

Makalah
Seminar Manajemen Keuangan
Analisis Leverage


Di Susun Oleh :
Windra Hadi Kusuma    C 201 10 046




Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
Universitas Tadulako
2013


KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Leverage”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.




Palu, Maret 2013


Penyusun
Windra Hadi Kusuma



DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR  ...............................................................................................            i
DAFTAR ISI  .............................................................................................................           ii

BAB   I        PENDAHULUAN ..................................................................................                     1
                     1.1.  Latar Belakang ...............................................................................           1
1.2.  Rumusan Masalah ..........................................................................           1
1.3.  Tujuan..............................................................................................           2

BAB   II       PEMBAHASAN  ..................................................................................           3
2.1. Pengerian Analisa Leverage.............................................................           3
2.2. Analisis Leverage Operasi dan Leverage Keuangan........................           5
                        2.3. Biaya Tetap dan Biaya Variabel.......................................................           6
                     2.4. Leverage Operasional.......................................................................           7
                     2.5. Leverage Finansial............................................................................           9
                     2.6. Leverage Kombinasi.........................................................................         11

BAB III       PENUTUP...............................................................................................         13
3.1. Kesimpulan.......................................................................................         13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................         14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu menggunakan modal kerja dan modal tetap seperti bangunan, tanah, gedung dan lain-lain yang usianya relatif untuk jangka panjang  atau diatas satu tahun. Dengan menggunakan aktiva tetap tersebut maka perusahan akan menanggung biaya tetap..
Dalam memenuhi kebutuhan modal tetap perusahaan bisa menggunakan modal sendiri atau pinjaman dari pihak lain yang tentunya akan menanggung beban bunga. Dalam penggunakan modal  sendiri atau pinjaman maka diperlukan analisis leverage.  Leverage adalah penggunaan sumber dana atau aktiva tetap dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung biaya tetap atau menanggung beban tetap.
Alasan utama perlunya melakukan analisa leverage adalah karena adanya biaya tetap, baik biaya tetap operasional maupun finansial. Dengan demikian analisa leverage juga dikategorikan dalam analisa leverage operasional dan analisa leverage finansial. Selain kedua analisa leverage tersebut, terdapat metode yang menggabungkan kedua analisa leverage tersebut yaitu analisa leverage kombinasi.

1.2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diambil dalam makalah ini, antara lain:
1.      Bagaimana menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage operasional ?
2.      Bagaimana menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage finansial ?
3.      Bagaimana menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage kombinasi ?

1.3.      Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan penulisan makalah ini, antara lain:
1.      Untuk mengetahui cara menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage operasional.
2.      Untuk mengetahui cara menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage financial.
3.      Untuk mengetahui cara menganalisa penggunaan modal sendiri ataupun pinjaman dari pihak lain dengan menggunakan leverage kombinasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Analisa Leverage
Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam arti harafiah, leverage berarti pengungkit/tuas. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan sumber dana ekstern. Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar saham atau presentasi kepemilikan yang tertuang dalam neraca. Sementara sumber dana ekstern merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang. Kedua sumber dana ini tertuang dalam neraca pada sisi kewajiban.
Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Jika pada “operating leverage” penggunaan aktiva dengan biaya tetap adalah dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel, maka pada “financial leverage” penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk memperbesar pendapatan per lebar saham biasa. (EPS = Earning Per Share).
Masalah financial leverage baru timbul setelah perusahaan meggunakan dana dengan beban tetap, seperti halnya masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. Kalau perusahaan dalam menggunakan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the eqity”
Dengan demikian “trading on the equity” dapat didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada beban tetap tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai alternative metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.
Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat sepenuhnya dipenuhi dengan saham biasa, atau sebagian dengan saham biasa dan sebagian lain dengan saham preferen atau obligasi, dimana dua sumber dana yang terakhir adalah disertai dengan beban tetap (dividen saham preferen dan bunga).
Untuk menentukan “income effect” dari berbagai pembayaran (mix) atau berbagai alternafif metode pembelanjaan terhadap pendapatan pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) perlulah diketahui tingkat EBIT (Earning Before Interest & Tax) yang dapat menghasilkan EPS (Earning Per Share) yang sama besarnya antara berbagai pertimbangan atau alternative pemenuhan dana tersebut.
Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financing mix) dinamakan “Indifference Point” atau “Break-event point” (dalam financial leverage).

2.2.      Analisis Leverage Operasi dan Leverage Keuangan
Konsep operating dan financial Leverage sangat bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terkait dengan operasi perusahaan, sehingga tidak ada kaitannya dengan penjualan perusahaan. Karena biaya tetap tidak terkait dengan penjulan perusahaan, maka biaya ini menjadi risiko yang hasus ditanggung oleh perusahaan. Biaya tetap perusahaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.         Biaya tetap operasi adalah biaya tetap dari aktivitas operasional perusahaan. Risiko  yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko operasional. Biaya ini seperti biaya sewa gudang, biaya tenaga kerja bagian administrasi, dan lain-lain.
2.         Biaya tetap keuangan adalah biaya tetap karena perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Risiko yang ditimbulkan dari biaya ini disebut risiko keuangan. Biaya ini berupa biaya bunga.
3.         Biaya tetap total adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dan keuangan. Risiko yang ditimblkan dari biaya ini disebut risiko bisnis atau perusahaan.
Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuangan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga menigkatkan variabilitas (risko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

2.3.      Biaya Tetap Dan Biaya Variabel
Biaya variable adalah biaya yang dalam jangka pendek berubah karena perubahan operasi persuahaan. Biaya variabel tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya pemasaran langsung.
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah karena variabilitas operasi (tingkat output yang dihasilkan) maupun penjualan. Biaya-biaya tersebut meliputi depresiasi bangunan kantor dan pabrik, kendaraan, peralatan kantor, asuransi kecelakaan, kesehatan dan gaji manajer.
Biaya semivariabel adalah biaya yang menigkat secara bertahap dengan kenaikan output. Contohnya adalah gaji manajer.
Dengan adanya biaya tetap pada struktur biaya perusahaan, maka untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu, perusahaan harus mampu menghasilkan penjualan inimum tertentu. Jika sebua biaya perusahaan bersifat variable, maka tidak ada risiko bagi perusahaan. Biaya tetap itu dapat diklasivikasikan menjadi:
1.         Biaya tetap operasi
2.         Biaya tetap keuangan
3.         Biaya tetap total
Biaya tetap operasi menimbulkan risiko operasi bagi perusahaan. Biaya ini timbul dari kegiatan operasi keuangan. Biaya tetap keuangan menimbulkan risiko keuangan. Biaya ini timbul karena penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan. Biata tetap total adalah penjumlahan dari biaya tetap operasi dengan biaya tetap keuangan.
Seluruh biaya tetap itu menimbulkan risiko bagi perusahaan. Risiko yang ditimbulkan oleh biaya tetap operasi disebut risiko operasi. Tingkat risiko tersebut secara kuantitaif dapat diukur dengan leverage operasi. Risiko yang ditimbulkan dari biaya tetap keuangan disebut risiko keuangan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan leverage keuangan. Secara keseluruhan risiko operasi dan risiko keuangan disebut risiko bisnis atau risiko perusahaan. Tingkat risiko tersebut secara kuantitatif dapat diukur dengan leverage total.

2.4.      Leverage Operasional
Apabila perusahaan memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka dikatakan perusahaan menggunakan leverage. Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage atau disingkat menjadi DOL.
Sementara itu perusahaan yang menggunakan sumber dana dengan beban tetap dikatakan bahwa perusahaan mempunyai financial leverage. Penggunaan financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bungan dan pajak (EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga biaya tetap ini disebut dengan  degree of financial leverage (DFL).
 



Atau
 




Atau
 



Setelah menghitung nilai DOL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DOL. DOL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EBIT akan berubah searan sebesar m% x DOL. Jadi DOL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap laba operasinya.


2.5.   Leverage Finansial
Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Financial leverage dengan demikian menunjukan perubahan lab per lembar saham (earning per share atau EPS) sebagai akibat perubahan EBIT.
Masalah financial leverage baru timbul setelah perusahaan meggunakan dana dengan beban tetap, seperti halnya masalah operating leverage baru timbul setelah perusahaan dalam operasinya mempunyai biaya tetap. Perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan (favorable financial leverage) atau efek yang positif kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetap dari penggunaan dana itu. Kalau perusahaan dalam menggunakan dana dengan beban tetap itu menghasilkan efek yang menguntungkan dana bagi pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) yaitu dalam bentuknya memperbesar EPS-nya, dikatakan perusahaan itu menjalankan “trading on the eqity”
Dengan demikian “trading on the equity” dapat didefinisikan sebagai penggunaan dana yang disertai dengan beban tetap dimana dalam penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada beban tetap tersebut. Financial leverage itu merugikan (unfavorable leverage) kalau perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan dana tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Salah satu tujuan dalam pemilihan berbagai alternative metode pembelanjaan adalah untuk memperbesar pendapatan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham biasa.
Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat sepenuhnya dipenuhi dengan saham biasa, atau sebagian dengan saham biasa dan sebagian lain dengan saham preferen atau obligasi, dimana dua sumber dana yang terakhir adalah disertai dengan beban tetap (dividen saham preferen dan bunga).
Untuk menentukan “income effect” dari berbagai pembayaran (mix) atau berbagai alternafif metode pembelanjaan terhadap pendapatan pemegang saham biasa (pemilik modal sendiri) perlulah diketahui tingkat EBIT (Earning Before Interest & Tax) yang dapat menghasilkan EPS (Earning Per Share) yang sama besarnya antara berbagai pertimbangan atau alternative pemenuhan dana tersebut.
Tingkat EBIT yang dapat menghasilkan EPS yang sama besarnya pada berbagai perimbangan pembelanjaan (financing mix) dinamakan “Indifference Point” atau “Break-event point” (dalam financial leverage).

 



Yang dapat diformulasikan menjadi :
 



Atau
 



Setelah menghitung nilai DFL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DFL. DFL dapat diartikan, jika EBIT berubah (naik/turun) sebesar n%, maka EPS akan berubah searah sebesar n% x DFL. Jadi DFL menunjukkan tingkat sensitivitas EBIT  terhadap EPS.

2.6.      Leverage Kombinasi
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.
 



Yang dapat diformulasikan menjadi :

 



Atau
 



Setelah menghitung nilai DCL, selanjutnya menganalisis hasil dari perhitungan DCL. DCL dapat diartikan, jika volume penjualan berubah (naik/turun) sebesar m%, maka EPS akan berubah searah sebesar m% x DCL. Jadi DCL menunjukkan tingkat sensitivitas volume penjualan terhadap EPS.
Seperti halnya degree of operating leverage dan degree of financial leverage, maka degree of combined leverage juga mengukur resiko perusahaan secara keseluruhan, baik risiko bisnis maupun risiko financial. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam hubungannya untuk menentukan tingkat keuntungan yang diminta. Apabila DCL tinggi berarti resiko perusahaan secara keseluruhan juga tinggi maka investor juga akan tingkat keuntungan yang tinggi pula. Dengan kata lain perusahaan yang menggunakan excessive leverage akan menanggung beban tetap yang lebih tinggi pula kemudian beban tetap yang lebih tinggi ini cenderung akan offset keuntungan karean penggunaan leverage, dan akhirnya penggunaan leverage yang excessive akan menyebabkan harga pasar saham menurun yang berarti nilai perusahaan juga kemakmuran pemegang saham menurun.


BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Dengan menggunakan operating leverage, perusahaan mengharapkan bahwa perubahan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Multiplier effect hasil penggunaan biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak disebut dengan degree of operating leverage atau disingkat menjadi DOL.
Penggunaan financial leverage ini dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham (EPS) yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bungan dan pajak (EBIT). Multiplier effect yang dihasilkan karena penggunaan dana denga biaya tetap ini disebut dengan  degree of financial leverage (DFL).
Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan.


DAFTAR PUSTAKA